Hari itu saya berjalan-jalan di sebuah pasar modern. Hiruk-pikuk suasana pasar seperti biasa menyambut saya.
Suara pedagang menawarkan dagangan, aroma rempah, dan tentu saja, bau khas gorengan yang menggoda. Saya pun mendekati salah satu gerobak gorengan. Penjualnya dengan cekatan menggoreng pisang, bakwan, dan tahu di atas dua kwali yang mengepul.
Saya perhatikan ada sesuatu yang menarik. Penjual ini menggunakan dua kwali secara bergantian. Gorengan yang baru dimasukkan ke minyak ia masak di kwali pertama, lalu setelah setengah matang, ia pindahkan ke kwali kedua. Saat saya mencoba gorengannya, rasanya benar-benar berbeda. Renyah, kering, dan sama sekali tidak berminyak.
Ternyata, rahasianya adalah teknik memasak yang memanfaatkan prinsip-prinsip ilmu fisika. Kwali pertama digunakan untuk memulai proses memasak pada suhu minyak sedang. Proses ini membuat adonan mulai mengeras di bagian luar tanpa langsung gosong, sementara bagian dalamnya matang perlahan. Teknik ini memungkinkan panas merambat dengan lebih merata ke seluruh bagian gorengan.
Kemudian, gorengan dipindahkan ke kwali kedua. Di sinilah ilmu fisika benar-benar bekerja. Minyak di kwali kedua memiliki suhu yang lebih tinggi. Saat gorengan dari kwali pertama dimasukkan, terjadi kejutan panas, atau yang sering disebut thermal shock. Lapisan luar gorengan langsung kering dan renyah dalam waktu singkat, sementara bagian dalamnya matang sempurna. Hasil akhirnya adalah gorengan yang renyah di luar, lembut di dalam, dan tidak berminyak.
Selain itu, penggunaan dua kwali ini juga menjaga kualitas rasa. Minyak di kwali kedua tetap bersih karena remah-remah adonan tertinggal di kwali pertama. Dengan minyak yang bersih, gorengan tidak meninggalkan rasa gosong atau bau tidak sedap. Teknik ini juga sangat efisien—ketika gorengan di kwali kedua hampir matang, adonan baru sudah dimasukkan ke kwali pertama. Proses terus berjalan tanpa henti.
Saya pun menyadari, apa yang dilakukan tukang gorengan ini adalah penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, ia memanfaatkan prinsip perpindahan panas dan pengelolaan suhu untuk menghasilkan gorengan berkualitas tinggi. Pengalaman sederhana di pasar ini membuat saya memandang gorengan tidak lagi sekadar makanan jalanan, tetapi bukti nyata bahwa ilmu fisika bisa diterapkan dengan cerdas bahkan di dapur kecil di pinggir jalan.
Jadi, lain kali kamu menikmati gorengan yang renyah dan enak, ingatlah bahwa di balik rasanya yang sederhana, ada ilmu besar dan keterampilan hebat yang bekerja.(*)
Posting Komentar