MUNIR mendekat, menanyakan apakah untuk membuat sebuah konten kita harus bangkit dari duduk, lalu pergi berburu spot-spot keren ke pelosok-pelosok kecamatan ? Jawabnya bisa iya, bisa tidak.
Bagi suhu-suhu content creator profesional dengan follower segudang tentu sudah mempersiapkan diri dengan segala persiapan dan dukungan investasi yang diperlukan. Tapi bagi pemula sepanjang masa seperti kita-kita ini cukuplah bermodalkan kejelian mata dan kepekaan dulu. Tambah kemauan sedikit. Bagaimana dengan malu ? Malu simpan dulu. Malu tidak membuat kita beranjak kemana-mana !
Agar tidak tersesat terlalu jauh, yang perlu di mengerti terlebih dahulu adalah, bahwa setiap inci bumi Allah ini adalah ke indahan. Kita hanya butuh kejelian dan kepekaan untuk menangkap setiap spot-spot ke indahan yang ada disekitar kita. Bisa jadi kita akan menemukan ke indahan saat ngantri beli gas melon 3 kg, atau pada saat memetik belimbing di dekat kandang ayam di belakang rumah.
𝘗𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘴𝘪, 𝘩𝘢𝘭𝘭𝘰 𝘨𝘶𝘺 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘦𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘳𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘪𝘵𝘶 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. Menjaga mental, kualitas dan adab agar tidak kebablasan itu lebih utama. Ingat, kita itu laksana ikan cupang di dalam stoples kaca, ditonton orang !
Memang, HP milik sendiri-sendiri, kuota internet juga kita beli pakai uang sendiri. Tapi menghabiskan energi pemirsa setelah melihat postingan yang tidak seharusnya mereka lihat merupakan bagian dari kriminal social media. Itu kejahatan yang tanpa kita sadari sebenarnya memiliki daya rusak tersendiri!
Apabila ada yang bertanya mengapa pula saya sering gatal tangan memposting apa saja. Jawabannya sederhana. Pertama, agar orang tau bahwa saya masih hidup. Kedua, syukur-syukur ada yang membaca setiap caption sampai dengan selesai. Ketiga, mudah-mudahan ada manfaat untuk diri dan orang lain.
𝘈𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘳𝘦𝘢𝘭𝘪𝘵𝘢 𝘯𝘺𝘢, 𝘸𝘰𝘸 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘯 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘳𝘦𝘴𝘱𝘰𝘯𝘯𝘺𝘢 (𝘚𝘶𝘩𝘶 𝘛𝘰𝘻𝘪𝘦)
Sumber : Abie'
#contentcreator #fbpro
Posting Komentar