KABEREH NEWS | Selain menghadapi pejuang Hamas di Gaza, Israel kini mendapat perlawanan sengit dari kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
Saling serang antara Hizbullah dengan militer Israel mulai meningkat sejak akhir Agustus 2024 lalu.
Hizbullah mendukung penuh perjuangan Palestina menjadi negara berdaulat.
Sepanjang Agustus, Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan drone yang mampu menembus pertahanan udara Israel.
Awalnya militer Israel selalu menyebut serangan udara Hizbullah tidak mengenai sasaran dan tidak menimbulkan kerusakan.
Meskipun faktanya dalam tayangan foto dan video-video pendek yang beredar luas di media sosial, serangan Hizbullah menghancurkan bangunan dan banyak mobil terbakar.
Terutama di bagian utara Israel dan dataran tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Pada pekan ketiga September 2024 ini, Hizbullah meningkatkan intensitas serangan.
Sebagai balasan atas tewasnya beberapa anggota Hizbullah di Lebanon karena ledakan alat komunikasi pager dan HT yang diduga melibatkan Israel.
Dahsyatnya serangan udara Hizbullah akhirnya membuat pemerintah Israel memberlakukan darurat nasional.
Pemberlakuan keadaan darurat nasional dimulai Selasa dini hari (24/9/2024).
Menurut media Israel Yedioth Ahronoth, para menteri kabinet PM Israel Benjamin Netanyahu melakukan pemungutan suara melalui telepon untuk memutuskan situasi khusus darurat militer di seluruh negeri.
Deklarasi ini diprakarsai oleh Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Menurut media Israel, Haaretz, militer Israel diberi wewenang untuk mengeluarkan instruksi kepada masyarakat, termasuk larangan berkumpul, penutupan sekolah, dan instruksi lainnya yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa warga. (Redaksi1)
Posting Komentar