KABEREH NEWS - Sudah lewat 8 bulan 'militer terbaik dunia' tak mampu menumpas kelompok yang mereka sebut 'organisasi teroris'. Di lain sisi, kerugian militer Zionist Israel penjajah semakin membesar.
Satu-satunya hal terpenting yang merupakan fakta 'pencapaian militer' IDF adalah tewasnya sekitar 40 ribu warga sipil Palestina yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.
Bintang pop dan calon penampil utama di Glastonbury, Dua Lipa, mengatakan bahwa dia bersedia menghadapi reaksi negatif atas pernyataan politiknya setelah baru-baru ini menyebut operasi militer di Gaza sebagai genosida oleh Israel penjajah.
Mengutip The Guardian, dalam wawancara dengan Radio Times, penyanyi berusia 28 tahun tersebut mengatakan bahwa dia berkali-kali memeriksa dirinya sendiri sebelum membuat pernyataan, tetapi tetap melakukannya jika merasa hal itu untuk "kebaikan yang lebih besar" dan sepadan dengan risikonya.
Pemenang Grammy tersebut bulan lalu memposting ulang grafik dari kelompok Artists4Ceasefire kepada 88 juta pengikutnya di Instagram, bersama dengan tagar #AllEyesOnRafah, yang menjadi tren setelah pemboman Israel penjajah di kota Gaza.
Dia menulis: “Membakar anak-anak hidup-hidup tidak pernah bisa dibenarkan. Seluruh dunia sedang bergerak untuk menghentikan genosida Israel. Tolong tunjukkan solidaritas Anda dengan Gaza.”
Baru-baru ini, namanya disebutkan dalam sebuah lagu rap drill 'Israel' yang menyerukan kekerasan terhadap tokoh-tokoh publik yang telah mengungkapkan pandangan pro-Palestina.
Kabar terkini dari front-front pertempuran
Pada Rabu kemarin, pukul 06:10 pagi, Brigade Al-Qassam meluncurkan sebuah drone bunuh diri tipe Zouari yang menargetkan pasukan IDF di permukiman 'Holit'.
Serangan ini menandai babak baru dalam dinamika pertempuran yang terus memanas di wilayah tersebut.
Di sisi lain, Brigade Syuhada Al-Aqsa mengklaim telah berhasil menargetkan pasukan Zionis di sekitar lokasi militer Karem Abu Salem dengan rentetan roket 107mm. Aksi serangan ini memperlihatkan betapa rentannya situasi keamanan di wilayah tersebut.
Selain itu, Front Pembebasan Palestina (FLP) juga melaporkan bahwa mereka telah menargetkan pasukan infanteri Zionis dengan RPG di kamp pengungsi Yibna di Rafah, yang mengakibatkan korban jiwa di antara mereka.
Kegagalan strategi Israel penjajah
Kritik keras dari juru bicara militer Israel penjajah menyoroti kegagalan strategi saat ini dan mendesak pencarian alternatif yang lebih realistis daripada terus menipu masyarakat dengan klaim-klaim bahwa tentara dapat sepenuhnya menghancurkan Hamas.
"Hamas bukan hanya sebuah organisasi politik, tetapi juga sebuah ide yang telah tertanam kuat di hati masyarakat. Siapa pun yang berpikir kita bisa menghilangkannya sepenuhnya adalah keliru," tegas juru bicara tersebut.
Tidak kalah mengkhawatirkan, pejabat senior yang dikutip oleh Yedioth Ahronoth mengingatkan bahwa jika Hizbullah terus melancarkan serangan, maka Lebanon selatan bisa berakhir seperti Gaza, dan Beirut tidak akan memiliki kekebalan dari balasan militer.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan bahwa tidak ada tempat di wilayah entitas Zionis yang aman dari rudal dan drone mereka.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hizbullah yang menyebutkan keberhasilan mereka dalam menargetkan pergerakan tentara Zionis di dalam lokasi Rahib.
Sumber : Pikiran Rakyat
Posting Komentar